Bagaimana rokok Magnet memperoleh laba

 Seperti biasa kalo rokok habis aku pergi ke toko langganan ku. Biasanya beli rokok murah saja tapi ada cukainya agar pemerintah ada penghasilan.

Toko langganan ku ini sebenarnya juga jual rokok ilegal, soalnya beberapa kali pernah ditawari tapi aku tolak. Kemarin ditawari rokok Link Bold yang murah 22 ribu tapi setelah dihisap rasanya kurang enak.

Sebungkus biasanya untuk dua sampai tiga hari karena memang biasanya merokok kalo habis makan saja.

Mau beli Magnum Max 12 tapi oleh pedagang aku ditawari rokok Magnet. Yang bikin aku tertarik adalah harganya cuma 18 ribu saja dengan isi 20 batang dan ada cukainya. Cukai asli ya karena ada hologram bea cukai.

Rokok Magnet buatan PR Makmur di Tasikmalaya, cukup kaget juga di Jawa Barat ada pabrik rokok, biasanya kan Jawa Tengah sama Jawa Timur saja terutama Malang. Rokok Magnet itu termasuk rokok SKM golongan dua yang pajaknya 660 perbatang, sementara isinya 20 batang perbungkus.

Di cukainya sendiri harganya 25.200 rupiah perbungkus, kalaupun dibulatkan paling 25 ribu.

Yang aku herannya adalah kok jualnya 18 ribu, padahal aku yakin pedagang nya belinya lebih murah, bisa 16.000 atau 17 ribu. Kan pedagang ambil untung.

Padahal seperti yang pernah aku bahas tentang Cukai rokok, cukai dan pajak rokok untuk SKM golongan dua seperti rokok Magnet itu perbungkus sekitar 15.500 rupiah.

Oke, mungkin toko langganan ku itu dapat langsung dari pabrik PR Makmur biarpun aku kurang yakin. Taruhlah dari pabriknya 17.000 lalu dijual 18 ribu. Tapi jika begitu 17.000 dikurangi 15.500 itu artinya perusahaan hanya mendapatkan 1500.

Dengan 1500 rupiah bagaimana pabrik tersebut membeli tembakau, packing dan juga membayar gaji karyawan. Terus bagaimana dengan laba, apakah PR Makmur itu perusahaan sosial?

Walaupun begitu aku cukup senang ada rokok SKM resmi yang harganya dibawah 20 ribu sih.

Jika teman-teman ada yang tahu silahkan share di kolom komentar ya.